Judul Drama :
LIFE IN 1998 ‘Forgive Me’
Genre : Romance, Family, Sitcom
SINOPSIS
LIFE IN 1998 ‘Forgive Me’
Di suatu daerah di Depok, terdapat suatu komplek perumahan yang terdiri dari 4 keluarga. Keempat keluarga ini memiliki latar
suku daerah yang berbeda-beda. Ada suku Betawi, Jawa, Batak dan Sunda. Cerita berlatang belakang Tahun 1998, menceritakan
sebuah kehidupan yang penuh drama. 4 keluarga ini mengalami berbagai macam
masalah kehidupan dari masalah sifat, ekonomi keluarga, cinta, persahabatan,
sampai keinginan untuk mempunyai anak sejak awal pernikahan.
Masalah kehidupan dimulai
ketika Mas Puji dipanggil oleh atasannya
dan diberitahu bahwa ia di berhentikan kerja oleh perusahaan. Hal itu terjadi
karena perusahaan terkena dampak krisis ekonomi. Rangga anak dari Mas Puji
terkena masalah di kator Polisi akibat kerusuhan unjuk rasa mahasiswa. Indah
anak Pak Simon sangat mencintai Rangga, dan sampai saat ini perasaannya belum
diketahui oleh siapapun, kecuali Ricky kakak dari Indah yang mulai mencurigai
dirinya. Dan seorang Janda Kaya yang tiba-tiba bertemu dengan kakak sepupunya yang
sudah lama memutuskan hubungan.
“Maafkan aku,
Aku……….”. Dengan berjalannya waktu masalah kehidupan yang di alami mereka akan
membaik, masalah itu membaik dengan bantuan dari keluarga lain dan dari diri
mereka sendiri. Hati yang baik dan pikiran yang jernih akan menyadarkan seseorang dari
kegelapan dan memberi semangat menuju cahaya yang akan menerangi kehidupannya. Di
Tahun 1998 yang menjadi saksi sejarah Reformasi Republik Indonesia. Keluarga
ini melakukan Reformasi Kehidupan menjadi lebih baik dari kehidupan sebelumnya.
Produser & Sutradara :
Nadia Asaffa
Penulis Naskah :
Sabar Puji Prayetno
PENOKOHAN
Sabar Puji Prayetno berperan sebagai MAS PUJI Orang jawa berumur
40
Tahun. karyawan PT. Batavia Printing yang sudah bekerja selama 16 tahun, dan
menjabat sebagai kepala produksi 10 tahun, ia di PHK Tahun 1998 karena krisis
ekonomi global. ia Mudah Putus asa ketika di hadapkan masalah besar, ia penyayang
keluarga.
Dhea Apriliani berperan sebagai FATIMEH Istri dari Mas Puji, Orang betawi berumur 38
Tahun. Fatimeh seorang ibu rumah tangga yang sering bargaul dengan Ibu-ibu
komplek rumahnya. Umur pernikahan Fatimeh dengan Mas Puji 20 Tahun.
M. Rian Zabidi Abdallah berperan sebagai RANGGA Anak pertama Mas Puji, berumur 19 Tahun. Ia berkuliah
di Perguruan Tinggi Swasta di Jakarta Semester 2. Mempunyai sifat cuek dan berjiwa nasioanalis. Rangga
seorang aktifis mahasiswa.
Ardiansyah Septian N. berperan sebagai ALDI Anak ke dua Mas Puji, berumur 17 Tahun, kelas 2 SMA, di SMA
Negeri di Jakarta. Aldi selalu melaporkan kejadian apapun yang mengenai ia dan keluarganya
kepada ibunya (fatimeh)
Jaya Wijaya berperan sebagai SIMON SITUMORANG orang Batak berumur 40
Tahun, bekerja disalah satu bank swasta di Jakarta sebagai Manajer Keuangan. sifat ia Keras, Mudah Tersinggung, Penolong,
Mudah diPercaya. Pak Simon sangat penurut dengan istrinya.
Siska Agustina Putri berperan sebagai HERLINA SITUMORANG Istri pak Simon. berumur 42 Tahun. Umur pernikahan dengan pak Simon
19 Tahun. Herlina mempunyai pribadi yang pencemburu dan suka bergosip.
Muamar Adam berperan sebagai RICKY S anak pertama Pak Simon berumur 18 Tahun, bersekolah di SMA
negeri di Jakarta kelas 3. Pempunyai kepribadian tenang dan humoris. Ia sangat
menyayangi adiknya.
Miftahul Jannah berperan sebagai INDAH S. Seorang anak yang cantik dan manis. Indah anak ke dua pak Simon
berumur 17 Tahun. bersekolah di SMA Negeri di Jakarta kelas 2. Indah
menyukai anak pertama Mas Puji yakni Rangga yang sedang menempuh pendidikan
diperguruan tinggi, semua orang belum mengetahui hal ini termasuk Rangga. Indah
tak berani untuk mengatakannya di karenakan orang tua indah dan rangga sering
berselisih. Indah
berkepribadian feminis, baik hati, dan cerdas.
Genta Lazuarmei V. berperan sebagai PAK KETUA RT02 merupakan warga betawi asli.. Pak RT berumur 42
Tahun. Bu RT dan PAK RT belum mempunyai seorang
anak. Sampai saat ini PAK RT masih berharap dikaruniai anak. Pak RT
berkepribadian humoris, tenang, dan bijaksana.
Rosma Fardha Fathin berperan sebagai BU RT, dan bu RT
berumur 38 Tahun. Bu RT dan PAK RT belum mempunyai seorang anak. Bu RT tidak bisa
memasak maupun mengerjakan pekerjaan rumah tangga, selama ini suaminya (Pak RT)
selalu mengerjakannya. Namun, ia mempunyai tekat yang kuat untuk belajar setiap
hari untuk bisa memasak. Bu RT berkribadian baik hati, suka bergaul dengan ibu
komplek, hobi berias diri.
Tio Arip Wibowo berperan sebagai PAK
HANSIP (Pak Toto) berumur 35 Tahun merupakan Hansip di perumahan Sawangan Asri RT02. ia udah bekerja sebagai
hansip selama 10 Tahun. ia belum mempunyai seorang istri. Pak Toto berkepribadian penakut, telat
mikir, blo’on.
Naomi Mulyani P. berperan sebagai LILIS (janda kaya) seorang janda kaya asli sunda
berumur 35 Tahun. ia sudah menjadi janda selama 6 Tahun. di saat Lilis berumur
29 Tahun dan usia pernikahannya yang
baru 4 tahun. suaminya meninggal akibat serangan jantung. ia belum mempunyai
anak. ia saat ini tinggal dengan adik perempuannya. ia adalah janda cantik
membuat bapak-bapak komplek terpesona. berkepribadian pemaaf, baik hati, suka
mencari perhatian.
Ria Wati menjadi LESTI
adik perempuan Lilis. Lesti berumur 17
Tahun, bersekolah di SMA Negeri di Jakarta, kelas 2. ia teman sekelas dengan Aldi dan Indah (Aldi, Indah, dan Lesti bersahabat dari kecil). Lesti tinggal dengan
kakaknya karena kedua orang tuanya sudah meninggal dunia. Lesti berkpribadian pemalu.
Iis Jumiarti menjadi
Bu Lhia (Bos) pemilik perusahaan percetakan di Jakarta. berumur 38
Tahun. suaminya meninggal akibat kecelakaan
saat bu lhia berumur 28 Tahun dan usia pernikahannya baru 2 tahun. ia
tidak mempunyai anak dan hanya tinggal sendiri di sebuah rumah besar di Jakarta.
suatu hari daerah rumahnya menjadi rawan, akibat adanya isu reformasi. di dekat
rumahnya terjadi terror bom yang membuatnya harus pindah ke rumah Lilis untuk beberapa
waktu ke depan. Ia berkepribadian pekerja keras, bijaksana.
NASKAH
LIFE IN 1998 ‘Forgive Me’
Adegan 1
Siang hari, di sebuah gedung kantor Percetakan Swasta di Jakarta.
seorang karyawan yang bernama Mas Puji, harus mengalami pemutusan hubungan
kerja yang dikarenakan adanya pengurangan jumlah karyawan akibat Dampak kirisis
ekonomi Global di Tahun Lalu (1997).
Mei 1998, Siang itu Mas Puji memasuki
sebuah ruangan Manajer.
Mas Puji : (mengetuk pintu)
Permisi Bu!
Bu Lhia (Bos) : Iya, silakan masuk!
Mas Puji : Maaf bu, apa ibu
memanggil saya?
Bu Lhia (Bos) : Iya saya memanggil kamu. Silakan duduk dulu Mas Puji...
Mas Puji : iya bu terimakasih..
Bu Lhia (Bos) : Begini,
saya mohon maaf harus menyampaikan berita yang kurang menyenangkan kepada Mas Puji.
Mas Puji : (Raut wajah berubah sedih) Berita apa ya bu?
Bu Lhia (Bos) : Dengan berat hati, saya harus menyampaikan bahwa
kami harus memutus hubungan kerja dengan Mas Puji..
Mas Puji : Kenapa bu? bukankah saya sudah bekerja selama belasan tahun disni? (Wajah terkejut dan kecewa)
Bu Lhia (Bos) : Saya tidak bisa menyampaikan secara rinci
penyebabnya. Ini bersangkutan dengan kondisi keuangan perusahaan. Perusahaan
dengan terpaksa harus memutus hubungan kerja dengan beberapa karyawan untuk
menekan pengeluaran biaya. Mas Puji adalah salah
satu dari karyawan itu.
Mas Puji : (merasa kecewa
dan sedih) emm… baiklah, kalau begitu saya pamit keluar..
Bu Lhia (Bos) : Mas Puji tunggu sebentar.. ini ada sedikit rezeki untuk
Mas Puji kerena sudah mengabdi di perusahaan saya.. sekali lagi saya meminta
maaf kepada Mas Puji..
Mas Puji : (mengambil
amplop dari lengan bu lhia) iya terimakasih bu. saya permisi.!!
Mas Puji pulang ke rumahnya Pukul Tujuh
malam yang berada di komplek Sawangan permai Depok. Berjalan di jalan melati ia
terus saja memikirkan PHKnya itu, merasa kecewa dan sedih ia beberapa kali
menendang kaleng yang ada di jalan. Saat Mas Puji memasuki rumahnya dan membuka
gerbang, Herlina istri dari Pak Simon keluar rumah untuk membeli beberapa
barang keperluan di warung dan melihat Mas Puji.
Herlina S. : emm.. emm..
emm.. Mas Puji pulang kerja terlihat
muram sekali wajahnya seperti baru dipecat saja.. emm.. Ada Apa ini??? ayah… (memanggil suaminya ke luar rumah)
Pak Simon S :
Ada apa kau memanggil, besar kali suara mu itu.!
Herlina S :
pah.. aku punya berita penting.! (berbisik ke suaminya)
Pak Simon :
Ah kau ini, berita apa? pergantian Suharto?
Herlina S : bukan Suharto,
ini lebih penting dari Suharto! (menoleh ke kanan dan kekiri) tadi ku lihat mas
Puji terlihat muram sekali, nampaknya ia terkena PHK..
Pak Simon :
Bahh… yang benar kau.! (dengan wajah yang terkejut)
Adegan 2
Pagi Hari di hari mingu di Komplek Sawangan
Permai Depok. Dirumah Pak RT yang berada di ujung jalan melati. Pak RT yang
nampak sibuk menyiapkan sarapan.
Pak RT :Ros,
ini ros sarapan nya udah gua siapin nih.. (sambil menata piring dan sendok)
Bu RT : iya pak, tunggu
sebentar ibu sedang memakai bedak. ibu nanti ada arisan dengan ibu-ibu komplek.
Pak RT memikirkan betapa senangnya bila mempunyai
anak perempuan yang akan membantunya membuat sarapan, mengingat istrinya tidak
bisa memasak. Di umurnya saat ini yang sudah mencapai 42 Tahun ia belum di
karuniai anak. umur pernikahannya pun sudah 18 Tahun.
Bu RT : Ayo Pak makan..
ngelamun terus. Bapak masih mengharapkan ibu hamil di usia ibu yang mau kepala
empat.
Pak RT : Ya bisa saja
ros, usia elu kan baru 38 tahun dan belum monopose juga.. ayo ros..! (dengan
raut wajah yang menggoda)
Bu RT : ayo apa pak?
ini sudah mau siang. (dengan wajah yang terkejut, dan meninggikan nada suara)
Pak RT : makan ros..
makan.. (tersenyum kecil)
Bu RT : yee.. kirain
mau ngapain. Oh iya nanti mau masak apa pak? nanti kalo ibu belanja jadi gak
bingung.!
Pak RT : ikan mas aja
ros sama sayur asem.. (sambil mengunyah makanan)
Adegan 3
Di jarak dua blok dari rumah Pak RT.
terdapat rumah Mas Puji. Fatimeh istri Mas Puji sedang menyiapkan sarapan.
sedangkan Aldi anak kedua Mas Puji sedang asik membaca Koran.
Aldi : (membaca Koran) Bu Mas Rangga ada
di Koran.!! (dengan wajah yang terkejut)
Bu Fatimeh : (merebut Koran
dari aldi). Ranggaaaaaa!!!! (dengan wajah yang marah, dan emosi yang kesal,
sambil menyiapkan sarapan di meja makan)
Rangga : Ada apa bu,
pagi-pagi udah teriak. (keluar kamar sambil mengelap wajah dengan lengannya,
lalau duduk di kursi makan)
Bu Fatimeh : kamu ikut demo
lagi? jawab ibu.! (melototkan matanya kepada Rangga)
Rangga : itu bu, aku kan
anggota BEM.. keadaan Negara juga kan
lagi begini. jadi..
Bu Fatimeh : hallahh. mau
anggota BEM, mau anggota DPR.. mau Negara begini, begono.. ibu gak mau tau,
kamu jangan ikut demo..
Rangga : Tapii….
(menundukan wajah ke bawah)
Bu Fatimeh : Gak ada
tapi-tapian. Rangga… lihat ke ibu.!!
Aldi : (Aldi
menemukan surat PHK bapaknya yang terjatuh di bawah meja makan) Bu ada surat
pemberhentian kerja dari kantor bapak…
Bu Fatimeh : (mengambil surat
dari Aldi) bapaaaaaakkkk..!!! (semakin
kesal)
Mas Puji : Ada apa Bu??
pagi-pagi ko sudah berisik sih. (keluar kamar dengan keadaan masih mengantuk,
lalu duduk di kursi makan)
Bu Fatimeh : bapak.. ini surat
apa?? ini surat pemberitahuan kerja? bapak diPHK?. (Menyodorkan surat kepada
suaminya)
Mas Puji : Surat?
(mengambil surat dan setelah membacanya Mas Puji menundukan kepala)
Bu Fatimeh : (merasa sedih)
Bapak jawab ibu.!!! (meninggalkan ruang makan dengan kesal)
Mas Puji : Bu.. Ibu..
Suasana
ruang makan menjadi sangat sunyi. Rangga dan Aldi meninggalkan ruangan dengan
wajah yang sedih.. Mas Puji masih termenung di kursinya. Ia meninggalkan ruang
makan setelah melemparkan surat pemberhentian kerjanya ke udara.
Adegan 4
Rumah paling pinggir jalan melati terdapat
rumah Lilis (janda kaya). ia sedang mencuci pakaiannya menggunakan mesin cuci
dikamar mandi, tiba-tiba seekor ular menghampiri dirinya masuk melalui pintu.
Lilis : Tolong...
ada ular.. (dengan wajah yang terkejut, dan melompat ke dapur menjauh dari
ular)
Lesti :
(lari menghampiri kakaknya) ada apa ka?
Lilis :
itu ras ada ular..
Lesti : mana ka?
mana?? (menengok ke bawah, dan terkejut ketika melihat ular yang sedang
melingkar) aaaaaa ulaarrrr.. (menjerit sambil melompat ke arah kakaknya)
Pak hansip yang habis membeli gorengan
untuk sarapan. ia melewati depan rumah Lilis dan mendengar suara teriakkan
Lilis dan Laras dari dalam rumah. ia pun segera masuk ke dalam untuk melihat
keadaan yang terjadi..
Pak Hansip : (menghampiri
Lilis dan Laras) ada apa lis. ras.. kenapa kalian berteriak ular? masa
pagi-pagi begini ada ular?? (dengan raut wajah yang bingung)
Lilis : aduh paa..
jangan mulai dehh blo’on nya.. ular bukan hantu pak.. mau pagi, mau siang, mau
malam.. pak tolongin.. (minta tolong
dengan manja)
Lesti : tau nih pak
hansip..
Pak Hnsip : iya.. iya.. saya
tolongin mana ularnya? (mencari ke kanan dan kekiri)
ketika pak hansip melihat ularnya dan
ternyata ularnya cukup besar ia malah ikut ketakutan dan berteriak lebih keras
dari Lilis dan Laras.
Pak Hansip : ular.. aaa besar
sekali ularnya.. tolong.. (menjerit sambil melompat ke arah Lilis dan Laras)
Teriakan Pak Hansip membuat para tetangga
terkejut dan langsung berlarian menuju rumah Lilis. Pak Simon dan Mas Puji
komplek lari sangat cepat setelah mengetahui bahwa Rumah lilis adalah sumber
suara dari teriakkan pak hansip.. bapak-Bapakpun sampai terlebih dahulu di
bandingkan yang lain.
Mas Puji :
(berlari ke arah Lilis) ada apa Lis?
Pak Simon : (mendorong Mas
Puji ke samping dan berdiri tepat di hadapan Lilis) ada apa Lilis? (dengan
wajah yang menggoda)
Mas Puji : aisss..
nyerobot aja.. (melihat ke arah Pak Simon dengan raut wajah yang sinis)
Lilis : Itu mas Puji, pak simon ada ular..
Ibu-ibu pun mulai berdatangan (Herlina dan
Fatimeh). Herlina S. melihat suaminya sedang tepat berhadapan dengan Lilis.
Herlina S :
papah.. mundur tiga langkah.. (dengan raut wajah cemburu dan sedikit marah)
Pak Simon : (melihat ke arah
herlina) Eh herlinaku tercinta.. iya.. iya.. papah mundur. satu.. dua.. tiga..
(lalu berdiri di samping istrinya)
Herlina : Awas ya pah..
(raut wajah yang mengancam).. ini lagi kamu Lis janda genit.. kamu sengaja
teriak kan biar bapak-bapak pada ke rumah kamu..
Lilis : yee.. orang
benar ada ular ko bu herlina.. liat tuh. (menunjuk ke arah ular dengan raut
wajah yang kesal karena sudah di tuduh)
ketika herlina dan Lilis sedang berselisih.
Pak RT pun datang membawa Karung dan langsung memasukkan ular tersebut ke dalam
karung.
Pak RT : haduh ko pada
ribut sih.. gini saja ko pada takut (sambil memasukkan ular ke dalam karung).
elu lagi To, lu kan Hansip, badannya gede, item, serem, takut sama ular.
Seharusnya elu bisa mengamankan ini.. ko malah ikut-ikutan teriak.. (dengan
nada suara yang sedikit tinggi)
Pak Hansip : iya Pak RT.. tapi
itu ularnya agak besar..(menundukan kepala dan merasa bersalah)
Pak RT : ini sudah aman,
sekarang pada bubar ya..
keadaan rumah Lilispun aman, akibat Pak RT
yang selalu menolong warganya. warga pun meninggalkan rumah lilis dan kembali
kerumahnya masing-masing. Ditengah perjalanan Pak Simon dan istrinya memanggil
Mas Puji dan Istrinya untuk menanyakan kebenaran pemberhentian kerja Mas Puji
sekaligus berniat untuk mengejek.
Pak Simon : Mas Puji.. Kemarin
malam, Istriku melihat kau pulang kerja terlihat muram.. apa kau di PHK, di
Televisi banyak sekali karyawan Pabrik dan percetakan terkena PHK. (dengan nada
yang mengejek)
Herlina : haduhhh.. bu Fatimeh,
mana Rangga masih Kuliah. aldi juga masih sekolah. (dengan nada yang mengejek)
Pak Simon : Tapi.. pasti
besar sekali uang yang diterima.. (dengan nada yang mengejek)
Fatimeh : Pak Simon, Bu
Herlina. Dengerin ya.. Suami saya memang di PHK.. Puasss.. (Dengan nada suara
semakin meninggi)
melihat Istrinya kesal dan mengepalkan
tangan dengan raut wajah yang penuh amarah Mas Puji mencoba menenangkan
Istrinya dan masuk ke dalam rumah.
Mas Puji :
Sabar bu.., (mengajak istrinya masuk kedalam rumah)
Indah anak kedua Pak Simon Melihat prilaku
kedua orang tuanya yang mengejek orang tua Rangga (pria yang ia suka). ia tidak
senang prilaku kedua orang tuanya sering mengejek orang. ia pun takut bahwa ia
takkan pernah bisa mengungkapkan perasaanya kepada rangga, karena malu terhadap
prilaku kedua orang tuanya terhadap orang tua rangga.
Saat berada dikamar ia menatap foto rangga,
dan berfikir bagaimana ia menyatakan perasaannya, meskipun ia seorang wanita.
Indah : (melihat foto
Rangga) hmmm.. Mas Rangga, aku minta maaf atas prilaku ayah dan ibu aku, maafin
yah, (mengelus-elus foto Rangga). aku
janji aku akan menyadarkan orang tua ku, dan aku akan ngungkapin perasaan ku ke
kamu..
Ricky (kakaknya Indah) melihat pintu kamar
indah terbuka, ia pun masuk dan melihat adiknya sedang melihat foto rangga
sambil berbicara sendiri di meja belajarnya.
Ricky : hey foto
siapa?? (merebut foto dari tangan indah) emm.. foto rangga.. kamu suka sama
dia.?? (dengan nada yang meledek)
Indah : ihh kakak..
(merebut kembali foto) enggak ko.. kmren foto ini jatuh dari tas Aldi, terus
aku ambil, ini aku mau kembalikan..
Ricky : ahh bohong..
(wajah Rick mendekat ke wajah adiknya, dan memasng mimik muka yang meledek)..
Indah : (mendorong
wajah kakaknya). ihh.. kak Ricky bener ko.. (menaikkan sedikit nada suara)
Ricky : ehh. tapi
bapaknya Rangga kena PHK lo de.. kamu gak takut rangga berhenti kuliah dan masa
depannya gak jelas..
Indah : kakak.. (nada
marah) kakak jangan seperti papah sama
mamah deh.. suka banget si mengejek orang.. (raut wajah merengut dan kesal)
Indah merasa kesal dengan kakaknya dan meninggalkan kamarnya dengan
keadaan kesal.
Ricky : (melihat ke arah
adiknya yang sudah keluar kamar) isshh. gitu aja marahh.. pasti bener ade suka
sama rangga.. (keluar kamar dengan raut wajah penasaran)
Adegan 6
Hari Senin Pagi Lesti pamit untuk ke Sekolah.
Lesti : (Selesai
mengikat sepatu) Ka aku berangkat..
Lilis : (keluar dari kamar) Iya.. Hati-hati ya.. Uang
Jajan kamu masih ada kan de?
Lesti : iya masih
ada ka (cium tangan).. aku berangkat.. (keluar rumah)
Setelah itu Lesti menuju halte bus yang
biasa ia dan tiga sahabatnya bertemu untuk berangkat sekolah bersama. Lestipun
sampai di halte dan melihat Aldi sedang berdiri merenung.
Lesti :
Di.. hey Di.. Aldiii..
Aldi : ehh. Lesti..
(menengok ke arah Lesti, kemudian mengarahkan kepalanya kembali ke bawah)
Lesti : Kamu kenapa
si di., Dari jauh aku lihat kamu sedang merenung.. dan aku panggil-panggil gak
jawab..
Aldi : Emm..
(Berdiam sejenak) Bapak aku di berhentikan kerja Les..
Mendengar kabar bapaknya Aldi terkena PHK
Lesti terdiam dan mengarahkan wajahnya ke bawah, ia berpikir kalimat apa yang
cocok untuk menghibur sahabatnya itu.
Sementara Indah dan Ricky sedang menuju
Halte. Indah melihat dari kejauhan Aldi sahabatnya sedang merenung, ia tahu
bahwa Aldi merenung karena sedih bapaknya di PHK.
Indah :
(berhenti berjalan)..
Ricky :
kenapa ndah?? (bingung melihat adiknya yang tiba-tiba berhenti)
Indah : Ka.. Aldi..
Aku merasa bersalah sama dia.. (mengarahkan pandangannya pada Aldi yang
terlihat dari jauh)
Ricky : (mengarahkan
pandangannya pada Aldi, dan kembali melihat ke adiknya) emang kamu salah apa
sama aldi??
Indah : itu ka.. Mamah
sama papah kan kmren meledek Orang tuanya Aldi..
Ricky : kenapa harus
merasa bersalah.. kan yang meledek papah sama mamah bukan kamu..
Indah : Ihh. kaka mah
ga pernah mengerti perasaan aku.. (melanjutkan berjalan, dengan raut wajah yang
kesal)
Mereka berdua kembali berjalan dan sampai
di halte bus. Indah dan Ricky berdiri sejajar dengan Aldi dan Lesti namun indah
tak berani menyapa Aldi. Aldi sadar akan kedatangan Indah namun ia terlalu
sedih untuk bisa menyapa sahabatnya itu..
tak lama Rangga kakak Aldi sampai di halte
bus, dan melihat teman-teman adiknya saling berdiam satu sama lain, suasana ini
terlihat sangat canggung.
Rangga : (berdiri
sejajar di samping Lesti, menghadapkan dirinya dan wajahnya kearah jalan raya)
Selamat pagi semua.. hari yang cerah ya.. (dengan gaya yang cuek dan kul)
Indah : (Merapihkan
rambut) Mas Rangga.. (malu-malu)
Rangga :
Di hari yang cerah .. ko pada lemas si.. kita harus selalu semangat..
Ricky :
(melihat ke arah adiknya yang terlihat salah tingkah)
Beberapa detik bus datang, mereka semua pun
menaiki bus..
Adegan 7
Di jalan komplek Mas Puji sedang berjalan
ke rumah Pak RT untuk meminta nasihat dari pak RT. bagaimana ia harus mengelola
pesangon yang jumlahnya tidak banyak dan ia harus apa agar keluarganya itu
tidak jatuh miskin.
Ditengah perjalanan Mas Puji bertemu dengan bos tempatnya bekerja sebelum ia di
PHK. Lhia nama bosnya terlihat sedang berjalan ke arah rumah Lilis membawa
koper.
Mas Puji : Bu Lhia..??
(dengan wajahb yang terkejut)..
Bu Lhia (Bos) : Mas Puji ya ??
Mas Mas : Iya bu saya
Puji. mantan Kepala Produksi di perusahaanya ibu..(terdiam sejenak) Ibu mau
kemana bawa-bawa koper.. Dan Mobil ibu kemana??
Bu Lhia (Bos) : Iya pak.. Saya mau
ke rumahnya Lilis keponakan saya.. saya mau tinggal sementara disana..
Mas Puji : emang kenapa
dengan rumah ibu??
Bu Lhia (Bos) : daerah rumah saya lagi rawan pak. kmarin ada isu
reformasi yang akan berdampak kerusuhan pak..jadi saya harus pindah sementara
waktu dari sana.. bapak tinggal di komplek ini?
Mas Puji : ohh.. iya bu
rumah saya dekat disana.. mau saya antarkan bu??
Bu Lhia (Bos) : Terimaksih pak...
(kembali berjalan)
Bu Lhia tidak merasa tidak enak hati
bertemu dengan Mas Puji karena telah memberhentikannya. Bu Lhia tak menyangka
kalau beberapa hari ke depan akan bertetangga dengan Mas Puji.
Adegan 8
Di Kediaman Pak RT. Mas Puji, Pak Hansip,
Pak RT dan Bu RT sedang duduk bersama diteras rumah membicarakan masalah yang
dihadapi Mas Puji.
Pak RT : saya turut
prihatin atas pemberhentian kerja mas Puji, Mas Puji harus tetap sabar dan
tawakal.
Bu RT : Iya mas Puji..
Mas Puji Harus bersabar serahkan ini sama tuhan, tuhan tidak akan memberi
cobaan lebih dari batas kemampuan umatnya..
Mas Puji : Iya Pak RT.. Bu
RT.. (menundukan kepala)
Pak Hansip : Allah bersama
orang-orang yang sabar Mas.. Mas Puji harus ganti nama jadi sabar, biar Mas
Puji terus dekat sama Allah..
Bu RT : Aduh pak toto
blo’onnya keluar lagi.. bukan gitu pak maksudnya.. (dengan nada yang sedikit
kesal)
Pak Hansip : Terus bagaimana
maksudnya bu RT??
Bu RT : saya jelaskan Pak
Toto juga tidak akan mengerti..!!
Pak RT : Sudah,, ko
malah berdebat.. Mas Puji bila butuh bantuan saya siap membantu.. warga juga
akan membantu Mas Puji.
Mas Puji : Iya Terimakasih
Pak RT, kalo begitu saya pamit pulang..
Pak RT : iya pak
sama-sama (bersalaman dengan Mas Puji)
Setelah mendapatkan nasihat dari Pak RT dan
Bu RT. Mas Puji kembali pulang ke rumah, kini ia sedikit tenang hatinya,
meskipun ia masih khawatir tentang keluarganya.
Adegan 9
Di Kediaman Lilis. Bu Lhia sampai di depan
rumah lilis. Namun, ia sedikit ragu apakah Lilis bisa menerimanya tinggal di
rumahnya, mereka selama ini memutuskan hubungan. (Dimasa lalu satu hari sebelum
pernikahan, calon suami Lilis membatalkan pernikahannya karena jatuh cinta
kepada orang lain, dan orang lain itu ialah Lhia). Saat ia berdiam diri di
depan, LIlis tiba-tiba keluar rumah, dan terkejut melihat Lhia.
Bu Lhia (Bos) : Lis.. (dengan pandangan mata yang penuh rasa bersalah)
Lilis :
(terkejut) Lhia.. kenapa kamu disini?? (menahan amarah)
Bu Lhia (Bos) : (mendekati Lilis) Lis maafin aku Lis..
Lilis : aku sudah
maafin kamu.. (menaikkan nada bicara, dan menatap mata Lhia) tapi.. bukankah
aku suruh kamu pergi dari kehidupanku..
Bu Lhia (Bos) : Aku takut dirumah sendirian Lis. daerah rumah aku rawan terror
dan kerusuhan.. aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi.. suamiku meninggal 9
tahun yang lalu.. cuma kamu dan Lesti lah yang sekarang aku miliki.. (memegang
tangan Lilis)
Lilis : (terdiam
sejenak, dan menangis).. kamu tuh kaka sepupu ku, dan kita sudah dekat dari
kecil.. sebesar apapun kesalahan yang kamu buat.. aku tidak bisa membencimu..
(tangisannya semakin membesar)
Bu Lhia (Bos) : maafkan aku Lis.. (memeluk Lilis)..
Lilis : suami ku
juga meninggal enam tahun lalu,, kenapa hidup kita sangat menyedihkan. (tangisannya
mulai mereda)
Bu Lhia (Bos) : (melepas
pelukannya, dan memegang kedua tangan Lilis) Aku berjanji Lis, Aku akan menebus
kesalahan ku dimasa lalu.. mulai saat ini aku akan menjaga kamu dan Lesti..
Lilis membolehkan Bu Lhia tinggal
dirumahnya. dan sejak itu hubungan Lilis dan Bu Lhia membaik.,
Adegan 10
Siang hari setelah mata perkuliahan selesai
sekitar Pukul 11.00, Rangga bersiap untuk ikut aksi Mahasiswa selanjutnya di
samping Monas. kali ini ia dan BEM kampusnya itu akan mendesak pemerintah
mengungkap korupsi yang merajalela. dan memaksa Presiden Suharto turun dari
jabatannya. Namun, Poster yang akan ia gunakan untuk berunjuk rasa tertinggal
di rumah, mau tidak mau ia harus Pulang terlebih dahulu untuk mengambilnya.
Rumah Mas Puji. Rangga menyelinap masuk dan
berharap tidak diketahui keberadaannya oleh anggota keluarga.
Rangga : (pelan-pelan
menyelinap melalui pintu depan dan menuju kamar) mudah-mudahan ayah dan ibu
tidak berada di rumah.. (berbisik terhadap dirinya sendiri)..
Rangga melihat poster yang iya simpan di
bawah kasur masih terletak rapih dengan pelastik hitam pembungkus.
Rangga : Alhamdulillah..
masih aman.. (memasukkan poster kedalam tas, dan kembali menyelinap keluar
kamar)
Fatimeh : (melihat Rangga)
Rangga sedang apa kamu??
Rangga : (terkejut
melihat ibunya) ibu.. emm.. (diam sejenak) Rangga mau ke rumah teman bu..
Fatimeh :
(mencurigai rangga) kamu engga ikut demo
lagi kann??
Rangga :
Engga bu.!
Fatimeh : (melihat poster
dari ujung seleting tas yang belum tertutup sempurna) itu apa di tas kamu??
coba ibu lihat (dengan nada lembut)
Fatimeh mendekat ke Rangga dan mencoba
menarik tas Rangga untuk melihat poster yang ada di dalamnya.
Rangga : (mendorong
tangan ibunya, dan berteriak) Ibu.. oke aku mau ikut unjuk rasa dengan
mahasiswa lain.. (dengan nada keras) aku bukan ikut-ikutan bu.. ini mau ku
sendiri.. (menatap mata ibunya dengan sedikit melotot) ini juga demi ibu, bapak
dan masyarakat lain yang senasip dengan bapak, yang diberhentikan kerja.!
Fatimeh : kamu berani
ngomong kasar ya sama ibu.. (dengan nada keras) ini akibatnya kamu ikut-ikutan
demo.. ibu tuh sayang sama kamu.. ibu gak mau kamu kenapa-kenapa.. (menurunkan
nada suara)
Rangga : (terdiam
sejenak) maafin aku bu.. (berbalik dan pergi)
Fatimeh : (berteriak)
Raanggaa..!!!
Adegan 11
Di luar rumah, Indah dan Ibunya (Herlina)
yang sedang berjalan di depan rumah, melihat Rangga berlari dari dalam rumah
dan mendengar Fatimeh berteriak memanggil Rangga.
Indah S :
(berlari mengejar Rangga) Mas Rangga tunggu..!
Rangga :
(melihat ke blakang dan berhenti) Indahh…
Indah S : Mas Rangga
kenapa? Mas Rangga berselisih lagi dengan ibu Mas Rangga?? Mas Rangga mau ikut
demo lagi??
Rangga : (terdiam,
menundukakan wajah)
Indah : Jawab Indah
Mas.. Mas, Please , Dengerin kata apa Ibu mas Rangga, sekali aja..
Rangga : (mengangkat kepala, menatap mata Indah, dan
tersenyum kecil) Maaf Ndah.. Mas buru-buru.. (berbalik dan pergi)
Indah : (berteriak)
Mas Rangga, Aku suka sama Mas Rangga..!!
Rangga : (berhenti
sejenak, dan tersenyum, lalu pergi)
Indah : (terdiam saat
Rangga berhenti), (dan ketika Rangga pergi Indah menggerutu terhadap dirinya
dengan memukul-mukul kepalanya).. Ihh bodoh banget sii.. kenapa harus
keceplosan.. (pulang kerumah dengan rasa malu dan wajah yang memerah)
Di waktu yang sama Herlina masuk ke Rumah Fatimeh dan menenangkan Fatimeh.
Herlina S : (memegang
pundak Fatimeh) Sudah Fatimeh jangan bersedih, dengan sendirinya Rangga Pasti
akan sadar, kalo tak sadar kau kasih racun tikus saja.!! (dengan nada yang
meledek)
Fatimeh : (melihat ke
wajah Herlina) bu Herlina mau menenangkan saya, atau ngajak ribut..
Herlina S : (memukul-mukul
pundak Fatimeh dengan lembut) Hey,, jangan kau anggap serius perkataanku..
Sore hari menjelang malam, Pak Hansip dan
Pak RT berjalan mengelilingi komplek untuk memeriksa keadaan. dan berhenti di
Pos Hansip.
Pak RT :
(Duduk di pos) To,..!!
Pak Hansip :
Iya Pak RT. (duduk di Pos)
Pak RT : Menurut lu..
Kenapa gua belum dikaruniai anak ya To?? (melihat kea rah Toto)
Pak Hansip : Emm mana saya tau
Pak.. Istri saja belum punya..
Pak RT ; Terus, kalau
sudah punya Istri, lu tahu To??
Pak Hansip : Ya.. belum tentu
juga Pak RT..
Pak RT : Bagaiman si lu
To?? (lalu mengarahkan wajahnya ke atas) gua ingin sekali mempunyai anak To,
ingin merasakan menggendong anak, ingin merasakan pergi bersama anak, ingin
mengajarkan anak Sholat. Menjalin kehidupan Rumah Tangga belum lengkap rasanya
tanpa kehadiran anak To..
Pak Hansip : Pak RT Sabar aja
Pak.. Allah bersama orang-orang yang sabar..
sedang asik bebincang-bincang di POS, Pak
Simon Datang dengan wajah yang pucat menghampiri mereka.
Pak Simon :
(bersalaman dengan pak RT, Pak Hansip) Haduh.. Pak RT Pak Hansip,, Di Jakarta
ada kerusuhan,..
Pak Hansip :
Kerusahan apa Pak Simon??
Pak Simon : (duduk) Itu Pak
Hansip, Mahasiswa dan Ormas Pada berunjuk Rasa, dan akhirnya berujung
kerusuhan,, saya hampir saja tewas di tempat akibat terjebak di tengah
kerusuhan.
Pak RT : Terus Pak Simon
bagaimana bisa bebas dari kerusuhan??
Pak Simon : Iya Pak RT.. Saya
langsung melarikan diri dari tempat kerusuhan.. saya pikir saya akan tewas
tadi.. (berdiri dan kembali bersalaman) saya langsung izin pulang Pak RT, Pak
Hansip.
Pak RT : Oh iya Pak
Simon. Hati-hati..
Adegan 13
Sore hari Di Rumah Lilis, Lesti baru saja pulang dari sekolah.
Lesti : ka aku
pulang.. (melepaskan sepatu lalu masuk ke dalam)
melihat kakak sepupunya yang bernama Lhia
sedang berbincang-bincang di ruang tamu dengan kakaknya, lesti tersenyum
gembira. Akhirnya ka Lhia yang sudah lama tak menjumpai ia dan kakak nya
akhirnya datang dan kakaknyapun bisa menerimanya.
Lesti :
Ka Lhia.. (dengan nada senang)
Lilis :
Eh lesti sudah pulang.. sini duduk de..
Lesti :
(duduk diantara Lhia dan Lilis) Ka Lhia.. datang jam berapa ka??
Bu Lhia (Bos) : kaka belum lama sampai
Les.. kamu apa kabar?? (melihat ke wajah Lesti dan tersenyum)
Lesti :
Alhamdulillah kabar aku baik ka?? kabar kaka bagaimana?? sudah lama tidak
hubungin aku sama ka Lilis..
Bu Lhia (Bos) : Iya Les.. Semenjak
suami ka Lhia meninggal,, kaka harus memimpin perusahaan sendiri.. Jadi kaka
agak sibuk.. Maafin ka Lhia ya Les..
Lilis : (tersenyum
melihat perbincangan mereka berdua)
Lesti : Kenapa harus
minta maaf atuh ka.. Lesti juga gak
marah..
Lilis : mulai
sekarang Ka Lhia akan tinggal sama kita Les..
Lesti : benar ka??
(menatap wajah Lhia dengan senang)
Bu Lhia (Bos) : iya benar..kamu
senang kaka tinggal disisni?? (mengusap kepala Lesti)
Lesti : senang sekali
ka.. kita harus merayakan ini.. (menengok ke arah Lhia dan Lilis) kalau begitu
aku ke kamar dulu.. (Lari ke ke kamar dengan hati senang)
Lhia senang sekali bahwa Kakak sepupunya
akan tinggal bersama dia dan kakaknya. kini keluarga yang hanya tinggal mereka
bertiga berkumpul kembali menjadi keluarga yang bahagia.
Adegan 14
Di ruang keluarga rumah Pak Simon. Waktu
sudah menunjukakkan pukul 10 Malam, keluarga Mas Simon sedang duduk bersama
menyaksikan berita Televisi yang menyiarkan kerusuhan ribuan peserta unjuk rasa
di beberapa kota besar termasuk di Ibu kota Jakarta.
Pak Simon : Aduhh mengerikan
sekali.. Tadi papah hampir saja tewas di tempat akibat terjebak di tengah
kerusuhan..
Indah : (merasa
khawatir dengan Mas Rangga setelah
melihat kerusuhan di Televisi)
Herlina : Tadi mamah
sama indah lewat depan rumah Bu Fatimeh pah.. sepertinya Rangga ikut Demo di
Jakarta Hari ini pah.
Pak Simon : ahh,,, biarkan
saja anak tak bisa di atur itu,, biar kena batunya dia,,
Ricky : tau mah
biarkan saja.. kalo sudah kuliah nanti.. aku tidak akan ikut Demo seperti dia,,
Indah memegangi HP dan berharap Mas Rangga
menghubunginya walaupun Rangga tak pernah menghubungi Indah. beberapa saat
kemudian apa yang Indah harapkan terjadi, Rangga menghubunginya,,
Indah :
(mengangkat telepon) Halo.. maaf ini siapa ya??
Rangga :
(berbicara melalui telepon) Halo ini Mas Rangga ndah.. (dengan suara lembut)
Indah :
Mas Rangga.. (nada khawatir) Mas Rangga di mana?? Mas Rangga baik-baik aja??
Rangga :
(berbicara melalui telepon) Mas Rangga sedang di kantor polisi ndah.. (suara
pelan)
Indah :
Mas Rangga di kantor polisi?? (terkejut)
Seluruh keluarga Pak simon terkejut Indah
berteriak saat menerima Telepon..
Rangga :
Mas rangga ada satu permintaan ndah.. Tolong kabarkan ini ke Aldi dan orang tua
Mas Rangga ndah, Mas terlalu takut untuk menghubungi mereka..
Mas akan baik-baik aja di sini,, Mas akan tanggung semua ini sendiri
ndah,, mas akan bertanggung jawab.. (menutup telepon)
Indah :
Mas… Mas Rangga.. (merasa panik, lalu mencoba menelepon kembali Rangga, namun
HPnya tidak aktif)
Setelah mendengar kabar dari Rangga, Indah
dan mamahnya pergi ke rumah Mas Puji untuk memberi kabar, Pak Simon dan Ricky
bergegas ke kantor polisi untuk melihat kondisi Rangga. Setelah sampai di
kantor Polisi, ternyata Rangga hanya bisa dibebaskan dengan uang tebusan yang
cukup besar jumlahnya.. Tak berpikir panjang Pak simon mengambil uang tabungan
yang berada di ATM dan menebus Rangga.
Adegan 15
Rangga pun pulang bersama Pak Simon dan
Ricky, setelah sampai dirumah terlihat Ibu, Bapak, Bu Herlina dan Indah sedang
menunggu kedatangan mereka bertiga dengan cemas.
Rangga :
(melihat kedua orang tuanya yang menunggu dengan cemas) Bu,, Pak,,,
Mas Puji :
(menampar Rangga, dan berteriak kesal) begini cara kamu berterima kasih ke
bapak..!! (nenurunkan nada suara) Bapak udah membesarkan kamu, membiayai
sekolah dan kuliah kamu.. (kembali berteriak) Tapi sekarang apa yang kamu
perbuat..!! (menurunkan nada suara dan merengek, lalu memeluk Rangga) Bapak
sekarang sudah tidak bekerja nak.. harta karun bapak cuma kamu dan Aldi..
Rangga :
(memeluk Mas Puji dan berbisik). Maafin aku Pak,, aku berjanji tidak akan
seperti ini lagi,, aku akan serius belajar..
(dengan nada sedih)
Bu Herlina, Pak Simon, Ricky hanya bisa
terdiam melihat Mas Puji meluapkan perasaannya, Bu Fatimeh mencoba menahan
emosi dan menenangkan dirinya.. Setelah meluapkan perasaannya dan memeluk
Rangga, Mas Puji berjalan ke arah Pak Simon dan berdiri tepat dihadapannya.
Mas Puji :
Pak Simon,, terimakasih pak..
Pak Simon :
(memegang pundak mas Puji) Sama-sama Mas Puji.. Mas Puji yang Sabar, ini semua
ujian dari Tuhan.
Mas Puji :
(menatap mata Pak Simon) Anggapan saya selama ini tentang sifat bapak yang
selalu mengejek saya, tidak sepenuhnya benar.. Di balik sifat bapak..
ternyata.. jauh di dalam lubuh hati Bapak, tertanam mutiara yang begitu indah..
Pak Simon :
(melepaskan tangannya dari pundak Mas Puji dan menggaruk kepalanya) ahhh.. bisa
saja Mas Puji ini. saya jadi malu sendiri..
Ricky :
awas Pak terbang (dengan nada yang meledek)
Semua orang yang ada di Rumah mas Puji
tersenyum kecil, akibat celotehan Ricky.
Ketika
Mas Puji mengutarakan ucapan terimakasih
kepada Pak Simon, tiba-tiba Bu Lhia (Bos) masuk untuk menyampaikan kabar
gembira..
Bu Lhia (Bos) : (masuk ke dalam rumah) Maaf semuanya saya langsung masuk,, tadi
saya lihat pintu gerbang dan pintu rumah terbuka..
Mas Puji :
(melihat ke arah bu Lhia)
Bu Lhia (Bos) : Maaf semua saya datang kesini malam-malam.. saya cuma menyampaikan
kabar gembira,, Besok pagi Mas Puji bisa ke kantor teman saya di bekasi untuk
menghadiri wawancara kerja.. (dengan nada lembut).
Setelah mendengar kabar bahagia dari Bu
Lhia, semua yang ada di Rumah Mas Puji mengucapkan rasa syukur. Mas Puji
bersujud syukur dan menangis bahagia mendengar kabar tersebut.
Mas Puji :
Alhamdulillah ya Allah.. engkau telah mendengar doa hambamu selama ini..
(menangis bahagia), (merangkul Rangga dengan tangan kanannya) bapak ada
panggilan kerja nak.. (tersenyum bahagia)
Adegan 16
Esok hari, di hari yang cerah di Latar
Rumah Pak RT. Pak RT dan Pak Hansip sedang duduk
santai dan bebincang-bincang mengenai Reformasi yang terjadi di Republik
Indonesia, dan
pengunduran diri Pak Suharto sebagai
Presiden..
Pak RT :
To.. bagaimana menurut lu pergantian Presiden Pak Harto ke wakilnya Pak
Habibie??
Pak Hansip :
Ya.. tidak bagaiman-bagaimana Pak RT,, Sebelum saya mempunyai gaji di atas tiga
juta per bulan sebagai Hansip.. siapapun Presiden belum berhasil memimpin
Indonesia..
Pak RT :
Ya bagaimana Lu To.. saat ini mana ada
Gaji Hansip sebesar itu..
Pak Hansip :
ya mungkin saja Pak RT,, kalau pejabat pemerintahan yang korupsi dimusnahkan
semua,, Dan Indonesia di Pimpin oleh Presiden yang tidak hanya pintar dan bisa memimpin,
Ia harus mengerti kondisi Rakyatnya..
Pak RT :
Ada benarnya juga apa kata lu To.. Tadi sarapan pakai apa To?? (dengan nada
yang meledek)
Pak Hansip :
bagaimana Pak RT ini, saya kan kesini untuk sarapan Pak.. (dengan ekspresi
datar).. Sekarang tumben bukan Pak RT yang memasak??
Pak Hansip :
Iya,, sekarang istri gua sedikit-sedikit sudah mulai bisa masak..
Saat berbincang-bincang dengan Pak Hansip,
Bu RT tiba-tiba teriak dari dalam. dan keluar
menemui Pak RT dan Pak Hansip di pelataran
rumah.
Bu RT :
(teriak dari dalam rumah) Bapakkk..!!! (lalu keluar menemui Pak RT)
Pak RT :
ada apa ros pagi-pagi ko sudah teriak.. kenapa?? masakannya Hangus?? (dengan
nada lembut)
Bu RT :
Bukan pak,, bukan itu.. (dengan nada manja) Ibu Hamill Pak.!!! (menatap sang
suami dengan gembira)
Pak RT :
Yang benar ros?? Alhamdulillah..(mengarahkan wajah dan kedua tangannya ke atas)
(dan mendekat ke Pak Toto)
Pak Hansip :
(melihat Pak RT mendekat Toto berdiri)
Pak RT :
To,, istri gua.. (memegang pundak Pak toto dengan kedua tangan).. Istri gua
hamil to.. (mengguncang-guncangkan tubuh Toto)
Pak Hansip :
Iya Pak RT,, iya selamat atas kehamilan Bu RT.. Tapi jangan kayak gini juga Pak
RT,, tubuh saya sakit semua.. (dengan nada datar)
Pak RT :
(berhenti mengguncangkan tubuh Toto dan melepaskan Tangan dari bahu Toto) Oh..
maaf to, maaf.. gua terlalu gembira. (menghadap sang istri dan mengarahkan
kedua tangannya ke perut sang Istri) Akhirmya ros bayi pertama kita..
Bu RT :
(mengelus-elus perutnya).. iya pak, ibu gembira pak.. Ini yang bapak mau..
setelah sekian lama kita berusaha keras.. Akhirnya kita menuai hasilnya..
Pak RT :
Berarti, gua harus mempersiapkan nama nih ros.. (dengan nada gembira, dan
menatap istrinya)
Bu RT :
Iya pak.. (menatap perutnya dengan gembira, dan mengelus perut dengan tangan
kanannya)
Pak Hnasip :
namakan toto aja pak RT..
Pak RT :
Sembarangan lu To,, entar anak gua kaya lu lagi to..
Pak hansip yang melihat Pak RT dan Bu RT
meluapkan kegembiraannya atas kehamilan Bu
RT. Ia pun tersenyum ikut hanyut dalam
suasana bahagia.
Kini lengkap sudah kebahagiaan Pak RT, dan
Bu RT, Setelah menikah 15 Tahun lamanya Bu
RT akhirnya dikaruniai anak.
Adegan 17
Sore Hari di jalan Komplek, Ricky melihat Rangga sedang berjalan ke arah
rumahnya. Ricky mendekati rangga dan menarik rangga dari belakang, ia
mengepalkan tangan seakan sudah siap menghajar Rangga.
Ricky :
Mas Rangga.!! (mengepal baju Rangga dengan Tangannya, menatap mata Rangga
dengan tatapan tajam).. Mas Rangga udah merasa jadi Pangeran di komplek ini
ya?? (menguatkan kepalan tangannya di baju Rangga)
Rangga :
Ky kamu kenapa si..?? (mencoba melepaskan kepalan tangan dari bajunya)
Ricky :
Mas,, Papah aku udah membebaskan Mas rangga,, Mas Rangga jangan mempermainkan
hati adik aku dong.!! (menaikkan nada suara) Mas tahu kan Indah suka sama Mas
Rangga, (lalu berteriak) tapi, kenapa Mas diam aja.. (menguatkan kepalan
tangannya di baju Rangga).
Rangga :
Ky.. tunggu dulu ky kamu salah paham.. (melepaskan kepalan tangan Ricky dari
bajunya).. Aldi ky,, Aldy suka sama Indah sejak kecil.. Mas gak bisa melangkah
lebih jauh, selain menganggap Indah sebagai adik mas sendiri.
Ricky :
(terdiam) (menoleh ke samping)
Ricky terdiam saat Rangga bilang kalau Aldi
mempunyai perasaan terhadap adiknya sejak
kecil.. Ricky dan Rangga terkejut ketika
Indah memanggil mereka berdua, Indah sedang
bersama kedua sahabatnya Aldi dan Lesti..
Aldipun mendengar percakapan kakaknya dengan
Ricky..
Indah :
Kakak,, mas Rangga.! (memanggil dengan nada heran)
dengan terkejut, Rangga dan Ricky menoleh
ke arah mereka bertiga.
Ricky :
(menoleh ke arah Indah dengan wajah terkejut)
Aldi :
(mendekat ke Ricky dan Rangga, dan sedikit mendorong Ricky dengan tangan kanannya)
Mas,, Aldi udah dengar pembicaraan mas Rangga dengan kak Ricky.. Aldy ikhlas
bila Mas Rangga memang suka Indah dan serius ingin membahagiakan Indah..
(dengan suara sedikit pelan)
Rangga :
kamu tidak apa-apa?? tapi kamu kan.. (memegang pundak adiknya)
Aldi :
aku tidak apa-apa Mas, sekarang aku tahu kalau Indah suka sama Mas, dan Mas
juga suka sama dia, aku bahagia kalau Indah bahagia dengan Mas Rangga..
(menatap kakaknya dengan tegar, mencoba menahan perasaannya)
Rangga (melepaskan
tangan dari pundak adiknya, dan menoleh ke arah Indah)
Setelah mendengar ucapan adiknya, Rangga
merasa yakin untuk menyatakan perasaannya.
Rangga sedikit gugup karena ia beru pertama
kali. Dengan tubuh sedikit gemetar Rangga
mendekati Indah.
Rangga :
(menatap mata Indah) ndah..eemmm… (terdiam sejenak) Mas… Mas… (gagap) Mas
Rangga juga suka sama ka.. ka.. kamu.!!.(gagap)
Dengan tubuh yang semakin gemetar setelah
mengungkapkan perasannya, Rangga jadi salah
tingkah dan berlari ke rumahnya, tanpa
mengucapkan sepatah kata pun..
Indah :
(tersenyum bahagia dan wajahnya memerah, melihat Rangga berlari setelah
menyatakan perasaan kepadanya)
Adegan 18
Setelah sampai di rumah, Rangga langsung
masuk ke kamarnya,
Rangga :
(bersandar ke tembok kamar) Maafkan Mas, ndah,, Mas terlalu malu di hadapan
teman-teman kamu.. mulai detik ini kita akan menjadi sepasang merpati putih,
yang hidup penuh dengan gejolak cinta..(berbicara dengan dirinya sendiri,
dengan tersenyum bahagia)
Rangga :
(tersenyum bahagia dan berkata) “Terkadang, kebahagiaan seseorang datang dengan
di awali kata MAAF, kata maaf itu terucap dari hati yang menyesal, dari hati
yang tulus, yang ingin memperbaiki kesalahannya, (terdiam dan menundukkan
kepala)(lalu menatap ke depan dengan mata penuh kebahagiaan). ..Maafkan aku,
Aku sangat bahagia saat ini.. (dengan tertawa kecil)”
Rangga mengambil Tip tuanya dan menyetel
lagu Chrisye-kala cinta menggoda (lagu yang sedang buming di tahun 1997-2000an)..
dan menyanyikan lagunya sambil terbayang-bayang beberapa saat lalu ketika ia
menyatakan perasaannya ke Indah.. (kembali
menyandarkan tubuhnya ke tembok, sambil bernyanyi. dan Tubuhnya hanyut ke dalam
lirik yang dinyanyikan)
Lirik.. Chrisye-kala cinta menggoda
*
Sejak jumpa kita pertama ku langsung
jatuh cinta..
Walauku tahu kau ada pemiliknya..
Tapi ku tak dapat membohongi hati
nurani..
Ku tak dapat menghindari gejolak cinta
ini.
Reff I
Maka ijinkanlah aku, mencintaimu..
Atau bolehkah aku sekedar sayang padamu..
Maka ijinkanlah aku, mencintaimu..
Atau bolehkah aku sekedar sayang padamu..
**
|
**
Memang serba salah rasanya, tertusuk
panah cinta..
Apalagi aku juga ada pemiliknya..
Tapi ku tak mampu membohongi hati
nurani..
Ku tak mampu menghindari gejolak cinta
ini..
Reff II
Maka maafkan jika ku, mencintaimu..
Atau biarkan ku mengharap kau, sayang
padaku..
Maka maafkan jika ku, mencintaimu..
Atau biarkan ku mengharap kau, sayang
padaku..
|
ketika ia sedang asik bernyanyi pada bagian
Reff II, tiba-tiba Ibu memanggil..
Fatimeh :
Rangga..!! (berteriak dari dapur) bantuin Ibu..!!!
Rangga :
Iya bu sebentar…!!!
Rangga mematikan lagunya, dan keluar kamar
untuk membantu Ibunya.
TAMAT……………………...
Komentar
Posting Komentar